Q29m3L1bEbNa1DvLKCgrnmUf9Aoon6rxknH75VNa
Bookmark

Tari Zapin – Sejarah, Makna, Gerakan, Syair Lagu, Busana dan Properti

Tari Zapin – Provinsi Riau, yang terletak di Pulau Sumatera, memiliki nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan yang tinggi.

Salah satu kebudayaan yang berkembang di wilayah Riau adalah tarian adat, termasuk Tari Zapin yang masih dilestarikan oleh masyarakat Riau hingga kini.

Tari Zapin adalah tarian adat khas Riau yang merupakan hasil akulturasi budaya Arab dan Melayu pada masa lalu, karena banyaknya orang Arab yang tinggal di Riau. Jenis tarian ini biasanya ditampilkan oleh sepasang penari pada acara dan hiburan masyarakat.

Tari Zapin – Sejarah, Makna, Gerakan, Lagu, Busana & Properti
Sumber gambar : northkayong.indonesia-tourism.com

Selain populer di Riau, Tari Zapin juga dikenal oleh masyarakat di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa, serta dikenal hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Sejarah Tarian Zapin

Tari Zapin adalah tarian adat yang berasal dari Provinsi Riau, Indonesia. Tarian ini terbentuk pada masa lalu melalui proses akulturasi budaya Arab dan Melayu yang terjadi di wilayah Riau.

Pada masa lalu, wilayah Riau merupakan pusat perdagangan yang sangat penting dan menjadi tempat tinggal bagi banyak orang Arab. Budaya Arab yang membawa agama Islam dan adat-istiadatnya kemudian bercampur dengan budaya Melayu yang sudah ada di wilayah tersebut.

Perpaduan budaya ini kemudian terlihat dalam bentuk tarian yang disebut Tari Zapin. Kata 'zapin' sendiri berasal dari bahasa Arab "Zafin" yang berarti tari berpasangan. Tari ini menjadi populer di kalangan masyarakat Riau dan berkembang menjadi salah satu tarian adat yang terkenal di Indonesia.

Pada awalnya, Tari Zapin hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan atau hari raya. Namun seiring dengan waktu, tarian ini semakin berkembang dan menjadi bagian dari kegiatan sosial dan budaya masyarakat Riau.

Dalam pertunjukannya, Tari Zapin ditampilkan oleh sepasang penari yang berpasangan. Gerakan tariannya melambangkan keindahan alam, keindahan Islam, dan kesederhanaan hidup masyarakat Riau. Gerakan-gerakan tersebut ditampilkan dengan iringan musik tradisional yang khas, seperti gambus, marwas, dan rebana.

Saat ini, Tari Zapin bukan hanya menjadi tarian adat yang populer di Riau, tetapi juga telah dikenal oleh masyarakat di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Selain itu, tarian ini juga telah dikenal hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Tema, Makna, Serta Filosofi Tari Zapin

Tari Zapin memiliki tema utama tentang keindahan alam, keindahan Islam, dan kesederhanaan hidup masyarakat Riau. Tari ini mencerminkan cara hidup dan kepercayaan masyarakat Riau yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan budaya.

Tarian ini juga memiliki makna dan filosofi yang mendalam. Makna dari Tari Zapin adalah untuk menghormati dan memperkenalkan adat-istiadat masyarakat Riau, serta menjaga dan melestarikan warisan budaya nenek moyang. Selain itu, tarian ini juga memiliki makna tentang persaudaraan, solidaritas, dan toleransi antar sesama masyarakat yang berbeda latar belakang.

Filosofi dari Tari Zapin terkait dengan nilai-nilai kehidupan dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Riau. Gerakan-gerakan tariannya melambangkan rasa syukur terhadap Tuhan atas keindahan alam dan kesederhanaan hidup, serta mengajarkan tentang kebaikan dan kebijaksanaan dalam bergaul dengan sesama.

Selain itu, Tari Zapin juga memiliki filosofi tentang kesatuan dan kebersamaan. Sepasang penari yang menampilkan tarian ini mencerminkan kesatuan antara laki-laki dan perempuan, serta solidaritas dan toleransi antar masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda.

Dalam keseluruhan makna dan filosofi Tari Zapin, tarian ini mengajarkan tentang kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan yang universal, yang dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat di berbagai belahan dunia untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan dan keberagaman yang ada di dalamnya.

Syair Lagu Zapin

Syair lagu Zapin adalah sebuah rangkaian kata-kata yang diciptakan dalam bentuk puisi atau lirik lagu yang menggambarkan tema atau pesan tertentu yang terkait dengan tarian zapin. Syair lagu zapin biasanya menggambarkan keindahan dan pesona dari gerakan tarian zapin serta mengungkapkan perasaan cinta, rindu, atau kerinduan pada kebudayaan dan tradisi yang terkait dengan tarian zapin.

Lirik lagu zapin biasanya dinyanyikan dalam bahasa Melayu, karena tarian ini berasal dari budaya Melayu. Syair lagu zapin seringkali digunakan sebagai pengiring dalam pertunjukan tari zapin, sehingga dapat meningkatkan suasana dan kesan estetika dari pertunjukan tari zapin.

Contoh dari syair lagu zapin yang terkenal adalah "Mengapa Dirindu", yang diciptakan oleh komposer Malaysia, Ahmad Nawab. Lirik lagu ini mengungkapkan rasa kerinduan seseorang pada tarian zapin dan pesona keindahan gerakan tari zapin. Selain itu, lirik lagu ini juga menggambarkan betapa pentingnya kebudayaan dan tradisi dalam mempertahankan jati diri dan identitas bangsa.

Gerakan Tari Zapin

Gerakan Tari Zapin didominasi oleh gerakan-gerakan tangan yang elegan dan halus, gerakan kepala yang lembut, dan gerakan kaki yang lincah dan gesit. Beberapa gerakan tarian yang khas dalam Tari Zapin antara lain:

1. Gerak Tahto 1

Gerak tahto 1 dilakukan oleh penari pada awal dan akhir pertunjukan, dengan menghitung sampai 8 dalam setiap bagian tariannya.

Gerak ini memiliki makna untuk menunjukkan sikap rendah hati dan menghargai sesama manusia.

2. Gerak Tahto 2

Gerakan pada tahto 2 adalah representasi dari sikap rendah hati yang terkandung dalam makna gerakan tahto 1.

Tarian ini juga dilakukan dengan menghitung sampai 8 dalam setiap bagian tariannya dan ditarikan pada awal dan akhir pertunjukan setelah gerakan tahto 1 selesai.

3. Gerak Tahto 3

Seperti gerakan tahto 1 dan 2, gerakan ini juga dilakukan dengan menghitung sampai 8 setiap bagiannya.

Gerakan ini juga ditarikan pada awal dan akhir pertunjukan setelah gerakan tahto 2.

4. Gerak Bebas

Gerakan ini adalah gerakan yang ditampilkan di antara gerakan tari zapin lainnya atau di sela-sela mereka.

Gerakan ini dapat dilakukan di mana saja dan dapat ditampilkan lebih dari sekali, tetapi tetap mengikuti pola tarian dengan delapan hitungan di setiap bagian.

5. Gerak Shut

Setelah gerakan bebas, dilakukan gerakan shut yang terdiri dari shut maju dan shut mundur. Setiap bagian gerakan ini ditarikan selama 16 hitungan dan diulang sebanyak dua kali.

Gerakan shut memiliki nilai filosofis sebagai representasi sikap yang adil, sabar, dan seimbang dalam hidup.

6. Gerak Siku keluang

Setelah melakukan gerakan shut, penari melanjutkan dengan gerakan siku keluang.

Gerakan ini dilakukan sebanyak dua kali, dengan setiap bagiannya memiliki 16 hitungan.

Gerakan siku keluang menggambarkan kehidupan manusia yang dinamis.

7. Gerak Mata angin

Setelah melakukan gerakan siku keluang, penari akan melanjutkan tariannya dengan gerakan mata angin. Gerakan ini dilakukan sekali saja dalam ketukan 16 hitungan.

8. Gerak Titik batang

Gerakan terakhir dari jenis gerak tari zapin adalah gerakan titik batang. Setelah gerakan mata angin, gerakan ini dilakukan sebanyak dua kali dengan bentuk gerakan maju dan mundur secara bergantian.

Seperti halnya gerakan tarian lainnya, setiap bagian dari gerakan ini juga dilakukan dalam 16 hitungan. Antara dua bagian gerakan, disisipkan satu kali gerakan bebas.

Musik Yang Mengiringi Tari Zapin

Tari Zapin – Sejarah, Makna, Gerakan, Syair Lagu, Busana & Properti
Sumber Gambar : bergaya.id/tari-zapin/

Tari zapin biasanya diiringi oleh alat musik tradisional Melayu seperti gambus, rebana, gendang, dan serunai. Beberapa instrumen modern seperti gitar dan keyboard juga dapat dimasukkan ke dalam pengiring musik tari zapin.

Gambus adalah instrumen yang dominan digunakan dalam pengiring musik tari zapin. Alat musik ini memiliki empat senar yang dipetik dan menghasilkan suara yang khas dan merdu. Gambus sering dimainkan sebagai instrumen melodi dalam pengiring musik tari zapin.

Rebana adalah instrumen musik pukul yang mirip dengan tamborin. Rebana biasanya dimainkan oleh sekelompok pemain yang memainkan instrumen ini secara bergantian dan terus-menerus. Dalam pengiring musik tari zapin, rebana digunakan untuk membangkitkan ritme dan memberikan kekuatan pada musik.

Gendang adalah instrumen musik pukul yang sering dimainkan dalam pengiring musik tari zapin. Terdapat dua jenis gendang, yaitu gendang besar dan gendang kecil. Gendang besar digunakan untuk memberikan tekanan pada ritme dan menandai awal dan akhir dari sebuah bagian dalam musik. Gendang kecil digunakan untuk memberikan variasi pada ritme dan mengisi ruang kosong dalam musik.

Serunai adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu. Serunai menghasilkan suara melengking dan sering dimainkan sebagai instrumen melodi dalam pengiring musik tari zapin. Serunai biasanya dimainkan bersamaan dengan gambus untuk memberikan warna musik yang lebih kaya dan harmonis.

Secara keseluruhan, pengiring musik tari zapin bertujuan untuk memberikan nuansa yang khas dan mengiringi gerakan dalam tari zapin. Musik ini biasanya diadaptasi dari musik tradisional Melayu dan telah berkembang menjadi gaya musik yang unik dan khas bagi budaya Melayu.

Pola Lantai Tari Zapin

Dalam pertunjukan tari, selalu diterapkan aturan bergerak yang disebut pola lantai agar formasi yang dilakukan oleh penari dapat terlihat rapi dan menarik.

Pola lantai ini menjadi acuan penari dalam melangkah dan membentuk formasi.

Tari zapin memiliki beberapa bentuk pola lantai, antara lain pola lantai vertikal, horizontal, diagonal, bergelombang, lingkaran, dan angka delapan.

Dengan menerapkan pola lantai ini, penari dapat memberikan kesan yang menarik bagi para penontonnya.

Setting Panggung Tari Zapin

Dalam pertunjukan tari, selalu diterapkan aturan bergerak yang disebut pola lantai agar formasi yang dilakukan oleh penari dapat terlihat rapi dan menarik.

Pola lantai ini menjadi acuan penari dalam melangkah dan membentuk formasi.

Tari zapin memiliki beberapa bentuk pola lantai, antara lain pola lantai vertikal, horizontal, diagonal, bergelombang, lingkaran, dan angka delapan.

Dengan menerapkan pola lantai ini, penari dapat memberikan kesan yang menarik bagi para penontonnya.

Tata Rias Dan Tata Busana Tari Zapin

Tata rias dan tata busana dalam tari zapin sangat penting untuk menciptakan kesan estetika dan keselarasan dalam pertunjukan.

Berikut adalah penjelasan tentang tata rias dan tata busana dalam tari zapin:

Tata Rias

Tata rias dalam tari zapin biasanya cukup sederhana dan natural. Wajah penari akan diberi sentuhan bedak atau foundation agar terlihat lebih segar dan bersih.

Selain itu, bibir akan diolesi lipstik yang tidak terlalu mencolok agar terlihat alami.

Bagi penari wanita, biasanya juga akan dipakai eyeliner dan maskara untuk mempertegas bentuk mata.

Tata Busana

Tata busana dalam tari zapin biasanya menggunakan pakaian tradisional Melayu yang bernama baju Melayu dan baju kurung.

Baju Melayu adalah pakaian pria yang terdiri dari baju berlengan panjang dengan kancing di depan serta celana panjang.

Sementara itu, baju kurung adalah pakaian wanita yang terdiri dari baju panjang hingga lutut dengan rok longgar yang menutupi pergelangan kaki.

Biasanya, baju Melayu dan baju kurung dalam tari zapin akan dipadukan dengan warna yang senada dan dipercantik dengan hiasan seperti kain songket, manik-manik, dan sulaman. 

Untuk aksesoris, penari pria akan memakai songkok dan keris, sementara penari wanita akan memakai tudung dan perhiasan seperti kalung, gelang, dan anting-anting.

Keseluruhan tata rias dan tata busana dalam tari zapin akan disesuaikan dengan tema dan karakter tari yang akan ditampilkan.

Properti Tari Zapin

Properti atau alat yang digunakan dalam tari zapin biasanya cukup sederhana.

Beberapa di antaranya adalah:

1. Selendang

Selendang merupakan aksesoris yang umum digunakan oleh penari wanita pada tari zapin. Selendang ini dipakai di bahu dan digunakan untuk menambah gerakan tari yang elegan dan indah.

2. Sisir

Sisir kecil juga sering digunakan oleh penari wanita untuk merapikan rambut mereka. Selain itu, sisir juga memiliki makna simbolis sebagai representasi kecantikan dan kesopanan.

3. Cincin

Cincin yang biasanya terbuat dari perak atau emas juga dapat dipakai oleh penari wanita sebagai aksesoris tambahan. Cincin ini biasanya dipakai pada jari manis atau jari telunjuk sebagai simbol keanggunan dan keindahan.

4. Tepak sirih

Tepak sirih adalah wadah kecil yang berisi daun sirih, pinang, gambir, dan kapur. Tepak sirih ini biasanya diletakkan di dekat panggung atau di atas meja sebagai simbol kebersamaan dan keharmonisan.

5. Payung

Payung adalah properti yang sering digunakan dalam tari zapin. Payung ini dipakai sebagai aksesoris yang menambah gerakan tari yang indah dan menarik perhatian penonton.

6. Keris

Keris adalah senjata tradisional yang juga sering digunakan dalam tari zapin. Keris ini memiliki makna simbolis sebagai representasi kekuatan dan keberanian.

8. Hiasan kepala

Hiasan kepala seperti mahkota atau bunga juga sering dipakai oleh penari wanita untuk menambah keindahan dan keanggunan tarian zapin.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, tari zapin merupakan warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Sumatera dan Riau. Tari ini tidak hanya memiliki nilai seni yang tinggi, tetapi juga mengandung nilai-nilai sosial, budaya, dan spiritual yang sangat penting.

Dalam perkembangannya, tari zapin telah mengalami berbagai perubahan dan variasi, namun tetap mempertahankan ciri khas dan keunikan dari tari ini. Pemakaian busana, properti, musik pengiring, pola lantai, serta gerakan yang diikuti oleh penari semuanya memberikan kesan yang khas dan menarik bagi penonton.

Melalui upaya pelestarian dan pengembangan tari zapin, diharapkan masyarakat dapat terus melestarikan dan mengapresiasi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Posting Komentar

Posting Komentar