Tari Topeng – Indonesia adalah Negara yang memiliki kekayaan kebudayaan tradisional yang beragam, termasuk di dalamnya tarian-tarian daerah yang unik.
Salah satu tarian asli Indonesia yang unik adalah Tari Topeng, yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.
Tari Topeng memperlihatkan penari-penari yang memakai topeng dengan karakter yang berbeda-beda.
Setiap penari dalam tarian ini, yang disebut Dalang, memerankan karakter yang sesuai dengan topeng yang dikenakan.
Tarian ini dapat dipentaskan oleh satu atau beberapa penari.
Sejarah Tari Topeng
Tari Topeng adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Cirebon, Jawa Barat. Tarian ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Cirebon pada abad ke-15. Konon, tarian ini pertama kali dipentaskan oleh Raden Mas Jatmika, seorang pangeran kerajaan yang mengekspresikan keprihatinannya terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi pada masanya.
Pada awalnya, Tari Topeng hanya dipentaskan di keraton dan hanya dapat disaksikan oleh keluarga kerajaan dan kerabat dekat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, Tari Topeng semakin populer dan akhirnya dapat dipentaskan di hadapan masyarakat luas.
Di samping itu, Tari Topeng juga memiliki makna yang dalam. Setiap karakter pada topeng yang dikenakan oleh penari memiliki arti simbolik yang berbeda-beda, seperti dewa, tokoh mitologi, atau sosok legendaris. Selain itu, tarian ini juga memperlihatkan perpaduan antara unsur-unsur Islam, Hindu, dan Budha yang tercermin pada gerakan dan musiknya.
Hingga kini, Tari Topeng masih dipertahankan keberadaannya dan terus dikembangkan oleh para seniman dan budayawan Indonesia. Tari Topeng bahkan telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia yang perlu dilestarikan.
Filosofi dan Makna Tari Topeng
Dahulu, pertunjukan tari topeng hanya dilakukan di dalam lingkungan keraton. Namun seiring berjalannya waktu, tarian tersebut juga dipentaskan untuk masyarakat umum sebagai bentuk hiburan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tari topeng juga dijadikan sebagai media untuk menyebarkan agama Islam. Oleh karena itu, tarian ini diolah menjadi sebuah pertunjukan yang memiliki nilai filosofis dan lebih bermakna.
Pengolahan tarian ini bertujuan untuk menggambarkan ketakwaan manusia dalam beragama, serta sebagai contoh sifat dan perilaku manusia, seperti:
1. Insan Kamil atau Makrifat adalah tingkatan puncak kehidupan manusia dalam beragama yang telah memenuhi syariat agama secara sempurna.
2. Hakikat merupakan representasi manusia yang telah berilmu dan memahami hak-hak sebagai hamba dan hubungannya dengan Tuhan Sang Pencipta.
3. Tarekat adalah gambaran manusia yang sudah hidup dan menjalankan agamanya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh ketaatan dan kesalehan.
4. Syariat adalah gambaran manusia yang telah mempelajari dan mengenal ajaran Islam serta menjalankannya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang ada.
Pagelaran Tari Topeng
Di masa lalu, Tari Topeng dipentaskan di luar ruangan dengan bentuk panggung setengah lingkaran.\
Contohnya, pagelaran dilakukan di halaman rumah dengan menggunakan obor sebagai penerangan.
Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, saat ini tarian ini dipentaskan di dalam gedung dengan lampu listrik sebagai penerangan.
Pagelaran Tari Topeng memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1. Pagelaran Komunal
Pagelaran tarian yang dihadiri oleh seluruh masyarakat.
Hampir seluruh anggota masyarakat turut serta dalam acara ini yang cukup spektakuler, dengan arak-arakan dalang dan atraksi-atraksi menarik.
Pagelaran ini biasanya berlangsung selama lebih dari satu malam dan termasuk dalam kategori pagelaran komunal, seperti hajatan desa, ngunjung atau ziarah kubur, dan ngarot kasinom (acara kepemudaan).
2. Pagelaran Individual
Acara pagelaran yang diselenggarakan oleh individu, misalnya untuk merayakan pernikahan, khitanan, khaulan atau sebagai pelaksanaan nazar.
Biasanya, pagelaran ini dilakukan di halaman rumah pemilik hajat.
3. Pagelaran Babarangan
Pagelaran keliling kampung yang diinisiasi oleh dalang topeng.
Pagelaran ini biasanya dilakukan setelah desa selesai panen, atau jika desa sedang mengalami kekeringan dan sepi penduduk, maka keliling kota dilakukan.
Jenis Tari Topeng Cirebon
Pertunjukan tari topeng biasanya melibatkan lima peran yang diperankan oleh topeng-topeng yang berbeda.
Setiap topeng memiliki karakter dan gambarannya sendiri, termasuk bentuk dan warnanya.
Berikut ini adalah lima jenis topeng yang umumnya digunakan dalam pertunjukan tari topeng.
1. Topeng Panji
Tarian ini menggambarkan kelahiran seseorang yang dianggap suci, sehingga gerakan yang digunakan sangat lembut dan halus.
Jenis tarian ini merupakan gabungan antara gerakan yang statis dan dinamis.
2. Topeng Samba
Tarian ini menggambarkan seseorang yang sedang memasuki masa kanak-kanak, dengan gerakan yang lincah dan lucu.
Dalam pertunjukan tarian topeng jenis Samba, penari menari seperti anak-anak yang ceria.
3. Topeng Rumyang
Setiap jenis topeng dalam tarian memiliki pesan moral yang berbeda.
Topeng Rumyang, misalnya, menggambarkan seseorang yang sedang tumbuh menjadi remaja dari masa kecil.
Gerakan dalam tarian ini mengandung pesan bahwa setiap orang yang memasuki usia dewasa seharusnya lebih banyak berbuat baik.
4. Topeng Tumenggung
Pada pementasan topeng jenis ini menggambarkan seseorang yang memiliki sifat tegas dan budi pekerti luhur, serta mengalami perkembangan dari masa remaja menjadi sosok yang penuh karakter.
Selain itu, jenis tarian ini juga menggambarkan seseorang yang memiliki tingkat loyalitas yang tinggi.
5. Topeng Kelana
Dalam jenis tarian topeng ini, menggambarkan seseorang yang memiliki sifat angkara murka.
Penari memerankan karakter jahat dalam pertunjukan tarian ini.
Meski demikian, pesan yang terkandung dalam pertunjukan tarian ini adalah bahwa manusia harus selalu berusaha untuk mencari kebahagiaan dan hidup di jalan yang benar.
Perlengkapan Tari Topeng
Ketika menampilkan jenis tarian ini, tidak hanya topeng yang harus dipersiapkan, tetapi juga banyak perlengkapan lainnya.
Perlengkapan busana seperti baju berlengan, dasi dengan peniti ukon, dan ikat pinggang yang dilengkapi badong, keris, gelang, serta kain batik.
Selain itu, penari harus mengenakan kain sampur atau selendang, kaos kaki putih panjang sampai lutut, dan Mongkron yang terbuat dari batik lokoan.
Penari topeng juga memakai celana bawah lutut. Perlengkapan paling penting dalam pertunjukan tarian ini adalah kedok atau topeng, yang terbuat dari kayu.
Untuk memakai topeng ini, caranya adalah dengan menggigit bantalan karet yang ada di bagian dalam topeng tersebut. Penari juga mengenakan penutup kepala yang disebut sobra, yang dilengkapi dengan dua buah sumping dan jamangan. Saat menampilkan topeng tumenggung, penari juga menambahkan tutup kepala kain ikat, serta peci dan kacamata.
Alat Musik Pengiring Tari Topeng
Tidak hanya satu jenis alat musik yang digunakan dalam pengiringan tarian ini. Perpaduan dari beberapa alat musik menciptakan keunikan dalam tarian dan membuat penonton merasakan atmosfer pentas. Beberapa alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini antara lain:
- Satu Pangkon Saron.
- Satu Pangkon Bonang.
- Tiga Buah Gong yaitu Kiwul, Sabet, Telon.
- Satu Pangkon Titil.
- Satu Pangkon Kenong.
- Seperangkat Alat Kecrek.
- Satu Pangkon Jengglong.
- Satu Pangkon Ketuk.
- Dua Buah Kemanak.
- Satu Pangkon Klenang.
- Seperangkat Kendang Yang Terdiri Dari Ketiping, Kepyang, dan Gendung.
Lagu-Lagu Pengiring Tari Topeng
Pada saat pementasan, tarian ini tidak hanya diiringi oleh musik, tetapi juga diiringi oleh lagu-lagu. Hal ini menambah keunikan dalam pementasan tarian.
Lagu-lagu yang digunakan untuk mengiringi tarian ini tidak hanya satu, tetapi terdapat beberapa lagu seperti:
- Kembangsungsang Untuk Topeng Panji.
- Kembangkapas Untuk Topeng Samba.
- Rumyang Untuk Topeng Rumyang.
- Tumenggung Untuk Topeng Tumenggung.
- Gonjing Untuk Topeng Kelana.
Gaya Tari Topeng
Jangan keliru, gaya tari topeng berbeda dengan jenis topeng. Meskipun jenis topeng di atas terbagi menjadi lima, yang dikenal sebagai Panca Wanda, dimana masing-masing topeng mewakili karakter atau sifat manusia.
Gaya tari topeng berasal dari desa-desa dan kemudian berkembang menjadi gaya baru yang diakui dalam adat istiadat serta berbeda dengan gaya lainnya.
Perbedaan tersebut muncul karena penyesuaian selera penonton terhadap nilai estetik gerakan di atas panggung. Berikut adalah beberapa gaya tari topeng yang perlu dipahami.
1. Cipunegara
Tari topeng gaya ini menyebar di daerah perbatasan Indramayu, mulai dari Pagaden hingga Bantaran Sungai Cipunagara.
Gaya ini umumnya ditarikan oleh penari yang memiliki suara merdu dan penampilan cantik, sehingga dikenal dengan sebutan tari topeng menor.
Selain itu, tarian topeng ini juga sering disebut sebagai tari topeng jati karena salah satu pusatnya berada di Desa Jati, Cipunagara, Subang. Salah satu keunikan dari gaya tari topeng ini adalah penggunaan Bahasa Sunda, bukan Bahasa Cirebon.
2. Celeng
Gaya tari topeng Celeng berasal dari Dusun Celeng, Lohbener, Indramayu, dan diperkenalkan pertama kali oleh Ki Kartam, seorang dalang asal Majakerta.
Meskipun memiliki keunikan tersendiri, secara umum gaya ini mirip dengan gaya tari topeng lainnya.
Musik dan lagu pengiringnya mirip dengan gaya Gegesik dan Slangit, sedangkan gerakannya hampir sama dengan gaya Pekandangan.
3. Gegesik
Dalam gaya tari topeng Gegesik, raut topeng menjadi ciri khas yang dapat dilihat dari topeng panji berwarna putih dengan raut yang tenang.
Topeng ini memiliki mata sipit yang merunduk tajam, hidung mancung, dan senyuman terkulum.
Gaya tari ini berasal dari daerah Gegesik, Cirebon, dan mulai populer pada tahun 1980 hingga tahun 200-an.
Pada masa itu, tari topeng Gegesik dipentaskan dengan iringan musik dangdut yang dikenal dengan sebutan Topeng Dangdut.
4. Palimanan
Gaya tari topeng Palimanan berasal dari daerah Palimanan, Cirebon.
Salah satu ciri khas dari gaya ini adalah irama gamelan yang digunakan pada setiap babak tari topeng yang berbeda dengan gaya tari topeng lainnya.
Meskipun demikian, gaya tarian ini memiliki kesamaan dengan gaya gegesik pada raut topeng yang digunakan.
Gerakannya lebih mirip dengan gaya tari topeng Losari.
5. Brebes
Berdasarkan Babad Tanah Losari, gaya tarian ini muncul setelah Pangeran Angkawijaya pindah dari Kesultanan Cirebon ke Losari Brebes untuk menghindari konflik internal dan kehidupan mewah.
Di daerah baru tersebut, Pangeran Angkawijaya mengembangkan bakat seninya sehingga terciptalah tari topeng Brebes.
Gaya tari ini memiliki ciri khas dalam alur ceritanya dan juga berpengaruh pada kebudayaan Jawa.
6. Beber
Gaya tari ini berasal dari daerah Beber, Majalengka dan muncul pada abad ke-17 Masehi. Menurut para ahli, gaya tari ini pertama kali diperkenalkan oleh seniman dari Gegesik.
Tarian ini terdiri dari beberapa babak, antara lain Panji, Tumenggung, Samba, Jinggananom, Rumyang, dan Klana.
Biasanya, tarian ini dipentaskan pada malam hari dan Topeng Ruyang akan muncul saat matahari hampir terbit.
Penutup Tari Topeng
Tari Topeng berasal dari Cirebon, Jawa Barat, dan terdiri dari 5 jenis topeng, yaitu Topeng Panji, Topeng Samba, Topeng Rumyang, Topeng Tumenggung, dan Topeng Kelana, masing-masing dengan karakteristik dan keunikan yang berbeda.
Setiap topeng memiliki cerita dan simbol yang mengandung pesan moral yang berbeda-beda, seperti ajakan untuk hidup dengan lebih baik.
Pementasan tarian ini memiliki tujuan sebagai hiburan dan juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Setiap jenis topeng pada Tari Topeng memiliki cerita dan makna yang berbeda-beda, sehingga menambah kekayaan budaya Indonesia.
Posting Komentar