Q29m3L1bEbNa1DvLKCgrnmUf9Aoon6rxknH75VNa
Bookmark

Tari Serimpi – Sejarah, Makna, Fungsi, Jenis, Kostum, Pola Gerakan, dan Keunikannya

Tari Serimpi – Tari Serimpi adalah salah satu tari tradisional dari Jawa Tengah, Indonesia, yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Tari ini sering dianggap sebagai simbol keanggunan dan kelembutan perempuan Jawa. Tarian ini biasanya dipentaskan oleh beberapa penari perempuan yang memakai pakaian tradisional dan aksesoris yang indah, seperti mahkota dan selendang yang dihias dengan manik-manik dan payet.

Selain keindahannya yang memukau, Tari Serimpi juga mempunyai makna dan filosofi yang dalam. Gerakan-gerakan dalam tarian ini menceritakan kisah-kisah tradisional yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Tarian ini juga melambangkan kesucian, keagungan, dan keelokan alam.

Tari Serimpi sangat populer di Indonesia dan sering dipentaskan pada acara-acara adat, seperti upacara pernikahan, penyambutan tamu penting, dan acara kebudayaan. Dalam beberapa tahun terakhir, tarian ini juga semakin dikenal di dunia internasional dan sering dipentaskan di berbagai festival seni budaya.

Tari Serimpi – Sejarah, Makna, Fungsi, Jenis, Kostum, Pola Gerakan, & Keunikannya
Tari Serimpi - Sumber gambar : Gramedia.com

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai asal-usul, makna, gerakan-gerakan, serta peran dan pentingnya Tari Serimpi dalam kebudayaan Indonesia.

Sejarah Tari Serimpi

Tari Serimpi memiliki sejarah tersendiri, dimulai dari era Kerajaan Mataram ketika Sultan Agung memerintah pada tahun 1613-1646.

Tarian ini dianggap suci dan sakral karena hanya dipentaskan di lingkungan keraton sebagai kegiatan ritual, dan hanya penari terpilih yang boleh menarikannya.

Setelah Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua pada tahun 1755, yaitu Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Jogjakarta, gerakan tari Serimpi mengalami perbedaan, tetapi inti dari tarian ini tetap sama.

Pada tahun 1788-1820, Tari Serimpi muncul di lingkungan Keraton Surakarta dan hingga saat ini masih diajarkan di pelajaran Taman Siswa Jogjakarta, kelompok tari, dan Karawitan Krida Beksa Wirama.

Tarian ini awalnya dinamakan Srimpi Sangopati yang berarti kandidat penerus raja, namun kata Serimpi sendiri bermakna perempuan.

Beberapa ahli berpendapat bahwa kata Serimpi berasal dari kata dasar "impi" yang berarti mimpi, sehingga ketika menonton tarian ini, penonton merasakan seperti dibawa ke alam mimpi selama satu jam penuh dengan gerakan lemah gemulai yang elegan.

Makna Tari Serimpi

Tari serimpi mewakili kelembutan dan keanggunan perempuan Yogyakarta sebagai simbol karakter perempuan Jawa yang sejati. Perempuan Jawa diharapkan memiliki etika yang halus dan sopan dalam perilaku mereka.

Berbagai jenis tarian serimpi memiliki makna dan filosofi yang berbeda-beda, sesuai dengan tokoh yang diangkat dalam ceritanya. Salah satu contohnya adalah serimpi padhlori yang menceritakan kisah cinta segitiga yang menyedihkan.

Namun, di antara semua jenis tarian serimpi, serimpi sangupati adalah yang paling sering ditampilkan. Tarian ini menggambarkan calon raja atau putra mahkota yang diharapkan dapat menggantikan posisi raja dan meneruskan kepemimpinan kerajaan.

Lakon Tari Serimpi

Dalam pertunjukan tari serimpi, biasanya menggambarkan perang para pahlawan dalam kisah Menak, Purwa, Mahabarata, Ramayana, dan sejarah Jawa lainnya. Tari ini menggambarkan pertempuran antara dua kubu, yaitu satu kubu terdiri dari penari yang terlibat dalam pertempuran.

Tema dalam tarian serimpi memiliki kesamaan dengan tema dalam Tari Bedhaya Sanga, yaitu menceritakan konflik antara dua hal yang berseberangan. Tari serimpi menggambarkan pertempuran antara kebaikan dan keburukan, kebenaran dan kesalahan, serta pertentangan antara akal dan nafsu manusia.

Tarian ini juga mencerminkan kehidupan dan filsafat ketimuran, serta menjadi simbol pertempuran antara kebaikan dan kejahatan yang tak pernah berakhir.

Ekspresi pertempuran terlihat jelas dari gerakan yang ditampilkan oleh penari. Dua pasang penari akan bertarung melawan prajurit lain dengan bantuan properti tari seperti senjata.

Senjata yang digunakan dalam tari serimpi antara lain keris kecil atau cundrik, jembeng atau perisai, dan tombak pendek. Pada abad ke-19, di bawah pemerintahan Sri Sultan Hagmengkubuwana VII, tari ini juga menggunakan alat seperti pistol yang ditembakkan ke bawah.

Busana Dan Musik Tari Serimpi

Penari Serimpi terlihat cantik dan anggun dengan gerakan gemulai dan lembut serta dandanan khas Jawa dan busana yang dikenakannya.

Pada masa lalu, busana yang digunakan adalah pakaian pengantin putri Yogyakarta, namun sekarang penari mengenakan baju tanpa lengan pada bagian atas dan kain jarik atau kain batik bermotif untuk bagian bawah.

Di kepala, penari didandani dengan gelungan bunga dan hiasan kepala berupa bulu burung kasuari.

Aksesoris seperti gelang, kalung, dan anting juga ditambahkan untuk mempercantik penampilan, sementara selendang diikatkan di pinggang dan keris diselipkan di depan menyilang ke kiri.

Tari Serimpi diiringi oleh gamelan khas Yogyakarta. Ketika penari keluar dan masuk, mereka diiringi dengan gendhing sabrangan, dan dilanjutkan dengan gendhing ageng atau gendhing tengahan dan gendhing ladrang. Selama adegan perang, penari diiringi ayak-ayakan dan srebengan.

Pola Lantai

Dalam menampilkan tarian serimpi, pola lantai yang digunakan adalah pola horizontal atau sejajar. Penari akan membentuk barisan dengan posisi yang tetap, tanpa berpindah tempat.

Pola lantai ini dipilih karena sesuai dengan ritme dan gerakan lembut yang menjadi ciri khas tarian serimpi.

Gerakan Tari Serimpi

Tari Serimpi – Sejarah, Makna, Fungsi, Jenis, Kostum, Pola Gerakan, & Keunikannya
Sumber gambar : blogkulo.com

Tarian serimpi memiliki gerakan yang sangat halus dan lambat sebagai ciri khasnya.

Penari melakukan gerakan dengan sangat perlahan, dan gerakan kepala, kaki, dan tangan harus dilakukan secara serasi untuk mengekspresikan makna dan simbol yang ingin disampaikan kepada penonton.

Meskipun demikian, pada jenis tarian serimpi yang menggambarkan keheroikan, perpindahan tempo antara gerakan pelan dan cepat tetap harus diatur.

Terdapat tiga gerakan dasar dalam tarian serimpi, yaitu:

1. Maju Gawang

Gerakan maju gawang terjadi saat penari memasuki panggung.

Gerakan ini juga dikenal dengan sebutan kapang-kapang, di mana penari harus berjalan dengan melengkung ke kiri atau ke kanan sesuai dengan pola lantai yang diinginkan.

Gerakan ini diakhiri dengan duduk, menandakan bahwa penari siap untuk menari.

2. Pokok

Gerakan pokok adalah gerakan utama yang menampilkan adegan sesuai dengan alur cerita yang akan disampaikan.

Misalnya, jika tarian serimpi menggambarkan sebuah pertempuran, maka properti yang digunakan adalah keris.

3. Mundur Gawang

Gerakan mundur gawang terjadi saat penari keluar dari panggung setelah menyelesaikan pertunjukan.

Macam-Macam Tari Serimpi

Tarian serimpi telah mengalami perkembangan pesat, baik dalam hal waktu pertunjukan, pakaian, maupun gerakan.

Meskipun telah diinovasi, tarian ini tetap mempertahankan intinya. Berikut beberapa jenis tari serimpi yang ada:

1. Tari Serimpi China

Tarian ini termasuk salah satu tarian putri di Keraton Ngayogyakarta. Seperti namanya, busana yang dipakai dalam tarian ini adalah busana tradisional khas China.

2. Tari Serimpi Padelori

Tari tersebut dibuat oleh Sultan Hamengkubuwana VI dan VII dan dilengkapi dengan peralatan seperti pistol dan cundrik atau keris.

Cerita dalam tarian ini berasal dari Menak, yaitu kisah perang antara Dewi Sirtu Pelaeli dan Dewi Sudarawerti.

3. Tari serimpi Merak Kasimpir

Ini adalah tari yang diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwana VII dan dilengkapi dengan peralatan khusus seperti pistol dan jemparing atau panah.

Tarian ini sangat menarik karena diiringi oleh instrumen khas, yaitu Gending Merak Kasimpir.

4. Tari Serimpi Gendangwati

Salah satu tarian yang diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwana V adalah tari Serimpi Sangupati.

Tarian ini melibatkan lima penari yang menceritakan kisah tentang hubungan kekuatan gaib dalam kisah Angling Darmo.

Properti tambahan yang digunakan dalam tarian ini adalah sebatang pohon dan seekor burung mliwis putih.

5. Tari Serimpi Sangupati

Tarian Serimpi Sangupati merupakan karya Pakubuwana IX namun diciptakan oleh Pakubuwana IV pada masa pemerintahan Keraton Surakarta Hadiningrat antara tahun 1788 hingga 1820.

Nama Sangupati berasal dari "Sang Pati" yang merujuk pada calon pengganti raja. Tarian ini ditarikan oleh dua penari wanita dan mewakili kematian yang disebabkan oleh penjajahan Belanda.

6. Tari Serimpi Anglirmendhug

Tari ini awalnya diciptakan oleh K.G.P.A.A Mangkunagara I dengan penampilan tujuh orang penari, namun saat ini hanya ditampilkan oleh empat penari saja.

7. Tari Serimpi Ludira Madu

Pencipta tarian ini adalah Pakubuwana V, yang pada saat itu masih menjadi putra mahkota keraton Surakarta dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom.

Tari ini dibuat untuk menghormati ibunya yang berasal dari keturunan Madura, yaitu putri Adipati Cakraningrat dari Pamekasan.

Saat ibunya meninggal dunia, Pakubuwana V masih sangat muda, sekitar 2 tahun, dan saat itu masih dikenal dengan nama Gusti Raden Mas Sugandi. Tarian ini ditarikan oleh empat penari putri dan menggambarkan sosok ibu yang sangat bijaksana dan cantik, sesuai dengan lirik lagu Ludira Madu.

Keunikan Tari Serimpi

Setiap tarian tradisional memiliki ciri khas yang unik di setiap daerahnya.

Hal ini juga berlaku untuk Tari Serimpi yang memiliki unsur-unsur yang menarik dan unik.

Berikut adalah beberapa keunikan dari tarian tradisional ini:

1. Disajikan Oleh Empat Orang Penari

Tarian Jawa Tengah ini ditampilkan dengan gerakan yang lemah gemulai dan anggun yang melambangkan kesopanan, kehalusan budi, dan kelemahlembutan.

Ciri khas dari tarian ini adalah jumlah penarinya yang hanya empat orang.

Meskipun jumlahnya sedikit, tarian ini dapat memukau siapa saja yang menyaksikannya.

2. Memiliki Kedudukan Yang Istimewa Di Keraton

Tari ini memiliki kedudukan istimewa sejak zaman dahulu hingga sekarang.

Sifatnya yang sakral membuat tarian ini tidak dapat disamakan dengan tarian keraton lainnya.

3. Merupakan Tarian Yang Suci Dan Sakral

Tarian ini memiliki tingkat kesakralan dan kesucian yang tinggi seperti beberapa benda atau pusaka yang melambangkan kekuasaan raja.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tarian ini terasa keramat dibandingkan dengan tarian lainnya.

4. Hanya Dipentaskan Oleh Orang Terpilih

Dalam hal ini, karena sifatnya yang suci dan sakral, tarian ini tidak boleh dipentaskan oleh sembarang orang.

Oleh karena itu, terdapat seleksi penari yang sangat ketat dengan kriteria pemilihan yang hanya diketahui oleh pihak keraton.

5. Tidak Membutuhkan Sesajen

Meski dianggap sebagai tarian yang suci dan sakral, tari serimpi tidak memerlukan sesaji dalam setiap pertunjukannya.

Sesaji hanya digunakan pada momen-momen tertentu saja.

6. Perkembangan Tari Serimpi Sangat Beragam

Tarian keraton ini mempunyai perkembangan dan jenis yang sangat beragam baik di kesultanan Jogjakarta maupun Surakarta.

7. Berkembang Di Luar Keraton

Tari serimpi yang memiliki kesakralan tinggi ternyata masih berkembang dengan berbagai variasi di luar keraton.

Salah satunya adalah tari serimpi lima yang populer di wilayah pedesaan di tengah masyarakat desa Ngadireso, kecamatan Poncokusumo, kabupaten Malang, Jawa Timur. Tarian ini digunakan untuk membersihkan diri dari aura negatif dan menghilangkan nasib buruk.

Penutup Tari Serimpi

Demikianlah beberapa hal tentang tari serimpi yang dapat diketahui.

Namun, serimpi adalah salah satu bentuk kebudayaan Indonesia yang harus dilestarikan dan dijaga agar tidak diklaim oleh bangsa lain.

Oleh karena itu, kita harus mempertahankannya dengan terus mempertunjukkannya dalam berbagai acara dan kesempatan seperti lomba, peringatan hari kemerdekaan, dan hiburan lainnya.

Posting Komentar

Posting Komentar