Q29m3L1bEbNa1DvLKCgrnmUf9Aoon6rxknH75VNa
Bookmark

Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Penyajian, Keunikan Hingga Makna Gerakan

Tari Saman – Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam di setiap daerahnya, termasuk kesenian tari tradisional.

Salah satu contohnya adalah tari saman yang sudah sangat terkenal.

Tarian ini berasal dari Aceh dan memiliki makna, fungsi, dan keunikan yang penting untuk diketahui, terutama bagi generasi muda.

Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Penyajian, Keunikan Hingga Makna Gerakan
Sumber Gambar : Gramedia.com

Berikut disajikan informasi mengenai tari saman, di antaranya makna dan fungsi serta keunikan tarian tradisional yang berasal dari Aceh ini.

Pengertian Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian tradisional yang berasal dari suku Gayo, Aceh Tenggara, yang biasanya ditampilkan pada perayaan adat penting.

Syair dan lagu yang digunakan dalam tarian ini menggunakan bahasa Gayo, dan sering ditampilkan saat merayakan hari raya kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Syekh Saman, seorang ulama dari suku Gayo, dianggap sebagai penemu dan pendiri tari Saman. Pada tahun 2011, tari Saman ditetapkan sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Sebelum pertunjukan dimulai, terdapat pembukaan yang dilakukan oleh seorang pemuka adat atau seorang tua cerdik pandai sebagai wakil masyarakat setempat.

Syair dan lagu tari Saman dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan, dan tarian ini biasanya ditampilkan oleh pria-pria muda yang mengenakan pakaian adat.

Tari Saman juga sering dipertandingkan antara grup dan tamu, dengan penilaian yang dititikberatkan pada kemampuan setiap grup dalam mengikuti gerakan, lagu, dan bentuk tari yang ditampilkan oleh pihak lawan.

Karena tari Saman dapat dikreasikan dengan gerakan yang berbeda-beda, maka setiap penampilan tari Saman menjadi unik dan menarik untuk dinikmati.

Asal Mula Tari Saman

Tari Saman berasal dari Aceh dan dibawa oleh suku Gayo sebagai suku tertua di wilayah Aceh. Tarian ini sering dilakukan oleh suku Gayo pada saat merayakan peristiwa-peristiwa penting terkait adat setempat di wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues. Syair dalam tarian ini menggunakan bahasa Gayo.

Tari Saman dikembangkan dari permainan rakyat Tepuk Abe yang diminati oleh masyarakat Aceh pada masa lalu. Syekh Saman, ulama besar dari Gayo di Aceh Tenggara, terinspirasi untuk mengembangkan tarian Tepuk Abe dengan menyisipkan berbagai syair berisi pujian kepada Allah SWT. Tarian ini kemudian menjadi salah satu media dakwah pada masa itu.

Tari Saman kemungkinan juga berasal dari kesenian Melayu Kuno dengan unsur gerak khas tepuk tangan dan tepuk dada sebagai ciri khas kesenian Melayu Kuno. Awalnya, tari Saman hanya dilakukan oleh kaum laki-laki dengan tidak lebih dari 10 penari. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini juga dilakukan oleh banyak penari perempuan.

Tari Saman membawa beberapa nilai, seperti nilai keagamaan, nilai pendidikan, nilai sopan santun, nilai kepahlawanan, nilai kekompakan, dan nilai kebersamaan. Sebelum dimulai, pemuka adat atau syekh akan tampil mengiringi nyanyian untuk memberi nasehat pada para penari dan penonton. Selama tarian, para penonton hanya akan mendengar nyanyian dari para penari dan tepuk paha, tepuk dada, tepuk tangan, serta tepuk lantai untuk menyelaraskan gerakan dengan diiringi syair-syair dari lagu sendiri dari para penarinya.

Terdapat aturan-aturan yang harus ditaati dalam menyanyikan lagu-lagu dan tarian Saman, seperti rengum sebagai mukadimah dan pembukaan tari Saman, dering sebagai rengum yang segera diikuti oleh para penari, redet sebagai suatu lagu singkat dengan nada pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tarian, syek sebagai lagu-lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara yang panjang tinggi melengking, serta syair atau lagu yang diulang-ulang oleh para penari setelah dinyanyikan oleh salah satu penari solo.

Sejarah Tari Saman

Tari Saman: Pengertian, Sejarah, Penyajian, Keunikan Hingga Makna Gerakan
Sumber : Rimbakita.com

Tari Saman merupakan tarian asli Aceh yang berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, tarian ini banyak ditampilkan dalam perayaan acara penting dalam adat masyarakat Aceh, termasuk pementasan pada perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tari Saman diyakini sebagai hasil evolusi dari tarian Pok Pok Ane yang dinyanyikan dengan iringan tepukan tangan, tepukan paha, dan tepukan dada.

Syekh Saman kemudian mengubah gerakan tarian tersebut dengan menambahkan beberapa variasi sehingga terciptalah Tari Saman dengan ciri khas tepukan paha dan tepukan dada secara bergantian oleh tangan kanan dan kiri.

Saat ini, Tari Saman telah menjadi tarian hiburan yang dapat ditampilkan pada setiap kesempatan tanpa terikat oleh ikatan acara, waktu, atau upacara tertentu.

Makna Dan Fungsi Tari Saman

Tari saman merupakan sebuah tarian yang sangat membutuhkan kerja sama tim. Tarian ini biasanya dimainkan sebagai sarana untuk menyampaikan nasihat, pesan, atau dakwah.

Selain itu, tarian ini juga menggambarkan berbagai nilai seperti keagamaan, pendidikan, sopan santun, kepahlawanan, kebersamaan, dan kekompakan.

Sebelum memulai tarian ini, seorang pemuka adat mewakili masyarakat setempat akan memberikan nasihat-nasihat yang berguna dan bermanfaat untuk para pemain dan penonton di sekitarnya.

Pemain tari saman terdiri dari wanita-wanita atau pria-pria muda yang mengenakan pakaian adat setempat.

Meskipun hanya menampilkan gerakan seperti tepuk tangan, guncang, lingang, kirep, dan saring-saring, tarian ini lebih dikenal di luar negeri dibandingkan dengan tari pendet atau tari kecak dari Bali. Hal ini menjadikan tarian saman terlihat unik dan berbeda dari tarian-tarian lainnya.

Keseragaman dan keserasian antara para pemain sangat penting dalam menampilkan tarian ini. Oleh karena itu, para pemain harus berkonsentrasi penuh dan melakukan latihan yang serius agar dapat menghasilkan tarian yang indah dan membuat siapa saja yang melihatnya takjub.

Penyajian Tari Saman

Sebelum Tari Saman dilakukan, terlebih dahulu ada pemuka adat yang memberikan mukadimah atau pembukaan. Pemuka adat tersebut adalah perwakilan dari masyarakat setempat yang memberikan nasihat yang baik kepada pemain dan penonton.

Selanjutnya, tarian akan dipandu oleh seorang pemimpin yang disebut "Syekh". Tarian ini dilakukan dengan paduan suara dan tepukan tangan dari para penari, tanpa iringan musik.

Biasanya Tari Saman dilakukan oleh 10 orang atau lebih, dengan komposisi 8 orang penari dan 2 orang pemimpin.

Tarian ini sangat terikat dengan gabungan gerakan dan syair yang kental dengan unsur tradisional. Di skala nasional, Tari Saman biasanya dilakukan pada acara resmi seperti kunjungan tamu kehormatan dan pembukaan festival.

Di luar negeri, tarian ini dikenal di seluruh dunia dan sering memenangkan kompetisi tari tradisional tingkat internasional.

Keunikan Tari Saman

Di antara berbagai jenis tarian di Indonesia, tari saman memiliki keunikan yang sangat khas.

Tentunya, keunikan-keunikan tersebut dapat menjadi daya tarik utama dari pertunjukan tari saman.

Lalu, apa saja keunikan-keunikan tersebut? Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Gerakan Tangan Sebagai Pengiring

Tari saman adalah kesenian tradisional yang berasal dari Aceh. Biasanya, pertunjukan tari ini tidak menggunakan alat musik sebagai pengiringnya, melainkan hanya mengandalkan bunyi-bunyian yang dihasilkan dari gerakan penari.

Bunyi-bunyian tersebut berasal dari suara tepuk tangan, tepuk dada, dan tepuk paha yang dilakukan oleh para penari.

Namun, ada juga pertunjukan tari saman yang menggunakan alat musik seperti kendang yang dimainkan oleh pemimpin tari atau tuan cerdik pintar.

Selain itu, para pemain juga dapat menciptakan suara sendiri dan memberikan teriakan sebagai tanda pergantian gerakan.

Aksi tarinya yang harmonis dan padu dengan syair-syair yang dilantunkan dengan kencang menciptakan suasana sukacita dan banyak orang mengagumi keindahan tarian ini.

2. Kaum Pria Dan Wanita Sebagai Pemain

Tari tradisional asal Aceh ini awalnya hanya dimainkan oleh para pria muda dengan jumlah sekitar 10 orang.

Dalam penampilannya, delapan orang berperan sebagai pemain sementara dua orang bertugas memberikan aba-aba.

Namun seiring berkembangnya zaman, tari saman tidak hanya dimainkan oleh para pria muda, melainkan juga oleh para wanita.

Tari ini kini dapat dipertunjukkan dalam acara-acara tidak resmi, tidak hanya pada acara-acara formal.

Selain itu, jumlah pemain yang dapat ikut serta dalam tarian ini juga tidak dibatasi, sehingga dapat lebih banyak.

Hal ini menunjukkan bahwa tari saman terus berkembang dan menjadi semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia.

3. Formasi Yang Unik

Tarian saman biasanya ditarikan oleh sekelompok penari dengan jumlah ganjil, dan jumlah penari terbanyak adalah 17 orang.

Mereka membentuk formasi yang unik, di mana penari nomor 1 dan nomor 17 disebut sebagai penumpang.

Sementara itu, penari nomor 2 hingga 7 dan nomor 11 hingga 16 disebut sebagai penyepit.

Sedangkan penari nomor 8 dan nomor 10 dinamakan sebagai pengapit, dan penari nomor 9 disebut sebagai pengangkat.

4. Keharmonisan Dan Keserasian Antar Penari

Tari saman memiliki gerakan yang unik dan berbeda dengan tari tradisional lainnya. Kekompakan dan keharmonisan antara penari sangat penting dalam mempertunjukkan tarian ini.

Penari dituntut untuk fokus pada setiap gerakan tarian dan tetap melantunkan syair-syair atau nyanyiannya.

Meskipun hanya menampilkan gerakan tepuk tangan dan gerakan lainnya seperti gerak guncang, lingang, kirep, dan saring-saring, tarian saman terlihat unik dibandingkan tari lainnya.

Gerakan yang serupa tersebut menjadikan keserasian antara pemain menjadi hal yang penting dalam menampilkan tarian ini.

Tari saman memiliki makna yang unik yang terlihat dari keunikan gerakan-gerakan pemain dan keharmonisan antara lagu dan gerakan tersebut yang menyertainya.

Oleh karena itu, tari saman sering menjadi tarian yang dikagumi orang luar negeri, lebih dari tari pendet atau tari kecak dari Bali.

Latihan yang serius dan konsentrasi penuh dibutuhkan agar dapat menghasilkan tarian yang indah dan membuat takjub siapa saja yang melihatnya.

5. Sebagai Media Dakwah

Tarian saman memiliki fungsi sebagai media penyampaian nasihat dan dakwah ajaran agama Islam. Para penari menyampaikan pesan-pesan tersebut melalui lirik-lirik lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Arab dan Aceh.

Selain pesan dakwah dan nasihat, nyanyian para penari juga bisa mengandung sindiran, serta mengajarkan sopan santun, kepahlawanan, dan kekompakan masyarakat Aceh.

Sebelum dimulainya pertunjukan, terdapat pembukaan yang berisi nasihat-nasihat, pesan, atau dakwah yang disampaikan oleh tuan cerdik pintar atau syekh.

Ini menunjukkan bahwa tarian saman tidak hanya sekedar hiburan semata, tetapi juga memiliki makna dan tujuan yang mendalam dalam budaya Aceh.

6. Kostum Atau Busana Yang Beragam

Para penari tarian ini mengenakan pakaian adat yang cerah dan mencolok dengan hiasan simpel di kepala.

Terdiri dari tiga bagian kostum, yaitu bulung teleng untuk bagian kepala, baju kerawang dan cela untuk badan, serta kain sarung atau jarik untuk bagian bawah.

Selain itu, mereka juga memakai topeng gelang dan sapu tangan pada bagian tangan.

7. Diakui UNESCO Sebagai Salah Satu Warisan Dunia

Tari saman memiliki ciri khasnya sendiri yang meliputi gerakan tari yang unik, keaslian budayanya, filosofi yang bersifat universal, dan daya tarik yang menyebar ke masyarakat luas.

Karena itu, tarian ini diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, bersama dengan wayang, keris, batik, dan alat musik angklung.

Penutup Tari Saman

Secara keseluruhan, tari saman merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.

Dengan gerakan tari yang unik, nyanyian lirik bahasa Arab dan Aceh, serta pesan dakwah dan nasihat yang disampaikan, tari saman menjadi sebuah tarian yang kaya makna dan filosofi. Tidak hanya itu, kekompakan dan keharmonisan antar penari juga menjadi bagian penting dalam pertunjukan tari saman.

Dalam upaya melestarikan budaya seni tari saman, tidak hanya menjadi tugas orang Aceh saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga negara Indonesia.

Dengan melestarikan budaya seni tari saman, kita turut memperkaya keanekaragaman budaya Indonesia dan menjaga warisan budaya yang kaya dan berharga bagi generasi mendatang.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya seni tari saman sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

Posting Komentar

Posting Komentar