Q29m3L1bEbNa1DvLKCgrnmUf9Aoon6rxknH75VNa
Bookmark

Tari Legong – Sejarah, Makna, Gerakan, Jenis, Keunikan, Hingga Perkembangannya

Tari Legong – Bali, yang dikenal sebagai Pulau Dewata, memiliki kearifan lokal yang kaya dan unik. Meskipun terkena dampak kemajuan zaman, masyarakat Bali masih sangat memegang adat dan tradisi, dan berbagai budaya khas Bali, seperti Tari Legong, tetap terjaga dan menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia.

Ketika mengunjungi Bali, Anda akan disambut dengan berbagai upacara adat yang menampilkan tari-tarian khas Bali.

Keanggunan, keelokan, dan kelihaian para penari akan membuat Anda merasa sebagai tamu kehormatan dari masyarakat Bali.

Tari Legong adalah salah satu tarian khas Bali yang sangat terkenal baik di dalam maupun luar negeri.

Tari Legong – Sejarah, Makna, Gerakan, Jenis, Keunikan, Hingga Perkembangannya
Sumber gambar : rimbakita.com

Gerakan anggun dan mempesona dari para penari pasti akan menarik perhatian Anda dan keluarga saat menontonnya.

Pengertian Tari Legong

Tari Legong adalah sebuah tarian tradisional asal Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks dan diiringi oleh musik gamelan.

Gerakan para penarinya sangatlah anggun dan kompleks, yang dipercaya sebagai akibat dari pengaruh gambuh.

Kata "Legong" berasal dari kata "leg", yang berarti gerakan tarian yang lemah lembut, dan "gong" merujuk pada alat musik tradisional gamelan yang mengiringi tarian.

Oleh karena itu, Tari Legong dapat diartikan sebagai sebuah tarian yang gerakannya terikat dengan musik gamelan yang mengiringinya.

Tarian Legong umumnya ditarikan oleh kelompok penari wanita.

Sejarah Tari Legong

Asal usul Tari Legong dapat dilacak kembali ke abad ke-19 ketika dikembangkan di wilayah keraton-keraton di Bali.

Konon, tarian ini berasal dari mimpi seorang pangeran kerajaan yang bernama Pangeran Sukawati.

Saat Pangeran Sukawati sedang sakit, ia bermimpi melihat dua wanita menari dengan anggun diiringi oleh musik gamelan tradisional.

Pengalaman dalam mimpi tersebut mengilhami sang pangeran untuk mengajarkan gerakan tarian tersebut pada wanita-wanita kerajaan setelah dia sembuh dari sakitnya.

Perpaduan antara gerakan tari dan musik gamelan inilah yang kemudian menjadi ciri khas dari Tari Legong dan menjadikannya terkenal hingga saat ini.

Tema Dan Makna Tari Legong

Tari Legong memiliki makna yang menceritakan tentang nilai-nilai keagamaan dan sejarah.

Menurut sejarah, tarian ini awalnya merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih masyarakat Bali terhadap nenek moyang mereka yang memberikan berbagai keberkahan.

Namun, seiring perkembangan waktu, Tari Legong telah mengalami transformasi menjadi sebuah tarian hiburan dan bahkan tarian penyambutan seperti yang kita kenal saat ini.

Meski demikian, nilai-nilai sejarah dan keagamaan yang melekat pada tarian ini tetap dipertahankan dan dihormati oleh masyarakat Bali.

Komposisi Dalam Tari Legong

Dalam seni tari, terdapat berbagai komponen yang mendukung penampilan sebuah tarian, seperti alat musik, penari, kostum, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa hal yang harus ada dalam penampilan tarian khususnya Tari Legong:

1. Penari

Pada awalnya, Tari Legong ditarikan oleh dua gadis remaja yang belum mengalami menstruasi, dan sering kali dilakukan di bawah sinar rembulan di lingkungan keraton.

Penari Legong, yang juga dikenal sebagai Legong, selalu membawa kipas sebagai alat bantu saat menari.

Selain dua penari utama, Tari Legong juga melibatkan satu penari tambahan yang disebut dengan Condong.

Perbedaan antara penari Legong dan Condong terletak pada kipas tangan yang mereka bawa, dimana penari Condong tidak membawa kipas di tangannya.

2. Gerakan Legong

Bagi pecinta tari, Tari Legong memiliki beberapa unsur tari yang berasal dari Tari Gambuh dengan 3 gerakan dasar yaitu Agam, Tandang, dan Tangkep yang tercantum dalam Panititaling Pagambuhan.

a. Agam

Gerakan dasar yang pertama adalah Agam, yang memerankan berbagai macam tokoh dalam tarian.

Penari diharapkan mampu memerankan berbagai tokoh yang diinginkan dalam cerita.

b. Tandang

Tandang adalah bagaimana para penari bergerak dan berjalan dalam tarian.

Para penari wanita Legong akan bergerak dan berjalan sejalan dengan iringan gambuh, termasuk dalam hal ngelikas, ngeleog, nyelendo, nyeregseg, tandang nayog, tandang niltil, nayuh, dan agem nyamir.

c. Tangkep

Tangkep adalah kombinasi dari dasar-dasar gerakan ekspresi dan gerakan penunjang, seperti yang Anda kenal dengan ekspresi mimik wajah saat menggunakan kipas, antara lain: Gerakan Mata meliputi Dedeling dan Manis carengu, Gerakan Leher seperti Gulu Wangsul, Ngurat Daun, Ngilen, Ngeliet, dan Ngotak Bahu, Gerakan Jemari seperti Nyeliring, Girah, dan Nredeh serta Gerakan Saat Memegang Kipas seperti Nyingkel, Nyekel, dan Ngaliput.

3. Iringan Tari

Tarian Legong diiringi oleh Gamelan Semar Pagulingan, sebuah alat musik tradisional khas Bali.

Instrumen musik yang dipilih harus sesuai dengan standar para penari yang memperhatikan unsur wirama, wiraga, dan wirasa secara cermat.

4. Tata Rias Dan Busana Penari

Sebagai tarian tradisional Bali, penari Legong diwajibkan mengenakan kostum adat Bali yang lengkap dengan aksesorisnya, termasuk kipas tangan yang menjadi ciri khas tarian ini.

Selain itu, riasan wajib seperti kembang goyang dan melati juga diletakkan di atas kepala para penari untuk ikut bergerak saat mereka menari.

Properti Tari Legong

Hanya penari Legong yang menggunakan kipas, sedangkan penari yang disebut Condok tidak membawa kipas.

Penggunaan kipas ini menambah nilai estetika dalam setiap gerakan yang dilakukan oleh penari Legong.

Keunikan Tari Legong

Tari Legong – Sejarah, Makna, Gerakan, Jenis, Keunikan, Hingga Perkembangannya
Sumber gambar : taldebrooklyn.com

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa Tari Legong memiliki keunikan sebagai berikut:

  • Gerakan tariannya sangat luwes
  • Menampilkan campuran budaya Hindu dan Islam dalam bentuk gambuh
  • Hanya ditampilkan oleh penari perempuan yang belum memasuki masa menstruasi
  • Biasanya dipentaskan pada malam bulan purnama
  • Penggunaan kipas sebagai properti utama yang menonjol.

Jenis Tari Legong

Tari Legong memiliki beberapa jenis sesuai dengan perkembangan koreografi, di antaranya adalah:

  • Legong Lasem (Kraton)
  • Legong Legod Bawa
  • Legong Kuntul
  • Legong Jobog
  • Legong Smaradahana
  • Legong Playon
  • Legong Sudarsana
  • Legong Untung Surapati
  • Legong Andir (Nadir)
  • Sang Hyang Legong atau Topeng Legong

Bahkan variasi tari legong tidak hanya itu, melainkan mencapai 18 jenis yang tersebar diseluruh Bali.

Pola Lantai Tari Legong

Tari Legong memiliki pola lantai yang melengkung dan melingkar, sehingga cocok untuk penampilan dua orang penari.

Namun, jika penarinya lebih dari dua orang, pola lantainya akan dibuat setengah lingkaran dan diagonal.

Tari ini berasal dari Pulau Dewata dan digunakan sebagai tarian sakral dalam upacara keagamaan, hiburan, dan acara penyambutan.

Sejarahnya terkait dengan mimpi salah satu pangeran Kerajaan Bali dan mencakup nilai-nilai budaya yang ada di Bali.

Oleh karena itu, tarian yang sangat memukau ini selalu dipertunjukkan dan dijaga kelestariannya dari generasi ke generasi sebagai salah satu warisan budaya.

Modernisasi Tari Legong

Pada abad ke-20, minat terhadap tari Bali Legong mengalami penurunan. Sejumlah seniman Bali telah merekonstruksi tari ini beberapa kali dengan menambahkan gerakan-gerakan baru.

Sebagai hasilnya, Tari Legong yang ada sekarang merupakan hasil modifikasi dari versi aslinya.

Tari Legong merupakan tarian tradisional khas Bali yang mengandung banyak kisah dalam setiap pertunjukannya.

Saya menyarankan Anda dan keluarga untuk tidak melewatkan kesempatan untuk menyaksikan tarian ini ketika berkunjung ke Bali. Kita semua harus berusaha untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia.

Penutup

Berdasarkan artikel yang diuraikan, dapat disimpulkan bahwa Tari Legong adalah salah satu tarian adat Bali yang sangat populer dan menarik perhatian banyak orang.

Tarian ini memiliki gerakan yang luwes, menggunakan aksesoris kipas sebagai properti utama, dan hanya ditampilkan oleh penari perempuan yang belum memasuki masa menstruasi.

Pola lantai tari Legong dapat disesuaikan dengan jumlah penari dan acara yang digelar.Tarian ini memuat unsur nilai kebudayaan yang ada di Bali dan sering digunakan sebagai tarian sakral dalam upacara keagamaan, hiburan, dan acara penyambutan.

Oleh karena itu, kelestariannya harus dijaga agar dapat dilestarikan dan ditransmisikan kepada generasi berikutnya.

Posting Komentar

Posting Komentar