Pengertian Budaya Politik – Budaya politik merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan politik sebuah negara. Budaya politik mencakup nilai-nilai, keyakinan, norma, dan perilaku politik yang dipegang oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan politik.
Pengertian budaya politik sendiri dapat diartikan sebagai suatu konsep yang menjelaskan tentang bagaimana masyarakat atau individu dalam suatu negara memahami, menginternalisasi, dan mengaplikasikan nilai-nilai politik yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami budaya politik sebuah negara, dapat membantu kita untuk memahami perilaku politik masyarakat dan memperdalam pemahaman tentang sistem politik negara tersebut.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang pengertian budaya politik, termasuk jenis-jenis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Pengertian Budaya Politik
Budaya politik dapat didefinisikan sebagai seperangkat nilai, keyakinan, norma, dan perilaku politik yang dipegang oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan politik. Budaya politik mencerminkan cara masyarakat dalam memandang dan merespons persoalan politik, serta cara mereka berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Budaya politik merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam memahami sistem politik suatu negara. Setiap negara memiliki budaya politik yang berbeda, yang dipengaruhi oleh sejarah, nilai, dan tradisi masyarakatnya. Budaya politik yang kuat dapat memperkuat stabilitas politik sebuah negara, sementara budaya politik yang lemah atau negatif dapat memperlemah stabilitas politik tersebut.
Secara umum, terdapat tiga jenis budaya politik, yaitu partisipan, subjek, dan parokial. Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang memberikan kesempatan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan politik.
Budaya politik subjek adalah budaya politik yang mengajarkan bahwa masyarakat hanya memerlukan pemimpin yang kuat untuk memimpin mereka. Sedangkan budaya politik parokial adalah budaya politik yang mengajarkan bahwa politik bukanlah hal yang penting atau hanya merupakan urusan sekelompok orang tertentu.
Faktor-faktor seperti sejarah, tradisi, agama, dan lingkungan sosial juga mempengaruhi budaya politik suatu negara. Sebagai contoh, negara-negara yang memiliki sejarah panjang demokrasi cenderung memiliki budaya politik partisipan yang kuat, sedangkan negara-negara yang memiliki sejarah panjang otoritarianisme cenderung memiliki budaya politik subjek.
Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli
Ada banyak ahli dalam bidang politik yang telah mempelajari konsep budaya politik, sehingga wajar jika terdapat banyak variasi konsep mengenai budaya politik di Indonesia.
Meskipun begitu, jika diperhatikan dengan saksama, konsep-konsep tersebut sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan masih mencakup pemahaman yang sama.
Berikut adalah beberapa pengertian budaya politik menurut beberapa ahli dalam bidang politik.
1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba
Menurut Almond dan Verba, budaya politik adalah suatu pola sistematis dari orientasi-orientasi kebijakan (policy orientations) yang dikembangkan dan diwarisi dari generasi ke generasi.
Pola ini mencakup tiga dimensi, yaitu pola pemikiran (cognitive), pola perasaan (affective), dan pola perilaku (behavioral).
2. Lucian W. Pye
Menurut Pye, budaya politik adalah suatu konsep tentang nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku politik masyarakat dalam suatu sistem politik.
Konsep ini mencakup dua aspek, yaitu kecenderungan masyarakat untuk mengikuti atau menolak kekuasaan politik, serta cara masyarakat mengatur diri mereka sendiri dan bersama-sama.
3. David E. Apter
Menurut Apter, budaya politik adalah suatu sistem nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang membentuk orientasi umum terhadap politik.
Konsep ini mencakup aspek-aspek seperti partisipasi politik, pengambilan keputusan, serta keterlibatan masyarakat dalam kehidupan politik.
4. Robert D. Putnam
Menurut Putnam, budaya politik adalah suatu pola dari nilai-nilai, norma, dan perilaku politik masyarakat dalam suatu negara.
Konsep ini mencakup aspek-aspek seperti tingkat kepercayaan, partisipasi politik, dan keaktifan masyarakat dalam kegiatan politik.
5. Samuel P. Huntington
Menurut Huntington, budaya politik adalah suatu sistem nilai dan keyakinan yang mengatur hubungan antara masyarakat dan pemerintah.
Konsep ini mencakup berbagai aspek seperti partisipasi politik, solidaritas sosial, dan orientasi terhadap kekuasaan.
6. Clifford Geertz
Menurut Geertz, budaya politik adalah suatu sistem simbol dan makna yang digunakan oleh masyarakat untuk memahami dan merespon persoalan politik.
Konsep ini mencakup berbagai aspek seperti narasi politik, mitos politik, dan tafsir politik.
7. David Easton
Menurut Easton, budaya politik adalah suatu konsep tentang orientasi umum masyarakat terhadap kegiatan politik.
Konsep ini mencakup berbagai aspek seperti partisipasi politik, pengambilan keputusan, dan nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat terkait dengan kegiatan politik.
8. Sidney Verba
Menurut Verba, budaya politik adalah suatu pola perilaku politik yang dipegang oleh masyarakat.
Konsep ini mencakup berbagai aspek seperti partisipasi politik, pengambilan keputusan, dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan politik.
Orientasi Budaya Politik
Orientasi dalam budaya politik mengacu pada sikap, nilai, dan keyakinan yang membentuk pandangan seseorang terhadap politik dan cara berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Orientasi juga dapat mempengaruhi perilaku politik seseorang, seperti dalam memilih calon pemimpin atau memilih partai politik.
Beberapa contoh orientasi dalam budaya politik antara lain:
1. Orientasi kebangsaan
Orientasi ini menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan individu atau kelompok.
Pemilih dengan orientasi ini cenderung memilih pemimpin yang dianggap mampu memajukan dan mengembangkan negara.
2. Orientasi ideologi
Orientasi ini didasarkan pada keyakinan terhadap ideologi tertentu, seperti konservatisme, liberalisme, atau sosialisme.
Pemilih dengan orientasi ini cenderung memilih partai atau calon pemimpin yang mewakili ideologi yang sama.
3. Orientasi pragmatisme
Orientasi ini menempatkan kepentingan praktis dan efektifitas di atas keyakinan ideologis atau kebangsaan.
Pemilih dengan orientasi ini cenderung memilih pemimpin yang dianggap mampu memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari.
4. Orientasi partisipatif
Orientasi ini menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam kegiatan politik. Pemilih dengan orientasi ini cenderung berpartisipasi dalam berbagai kegiatan politik, seperti kampanye atau aksi massa.
Orientasi dalam budaya politik dapat berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda-beda, tergantung pada sejarah, budaya, dan kondisi sosial-politik di wilayah tersebut.
Karakteristik Budaya Politik
Budaya politik memiliki beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi cara masyarakat terlibat dalam kegiatan politik.
Berikut adalah beberapa karakteristik budaya politik:
1. Partisipasi politik
Karakteristik yang paling mencolok dari budaya politik adalah tingkat partisipasi politik masyarakat.
Tingkat partisipasi politik dapat mencakup berbagai aktivitas, mulai dari pemilihan umum, demonstrasi, aksi protes, hingga kampanye politik.
2. Orientasi terhadap kekuasaan
Budaya politik juga mencakup orientasi masyarakat terhadap kekuasaan. Orientasi ini dapat mencakup pandangan masyarakat terhadap kekuasaan, cara masyarakat memperoleh dan mempertahankan kekuasaan, dan bagaimana masyarakat merespons penggunaan kekuasaan oleh pemerintah.
3. Pengambilan keputusan politik
Budaya politik dapat mempengaruhi cara masyarakat mengambil keputusan politik.
Masyarakat yang memiliki budaya politik partisipatif cenderung lebih terlibat dalam pengambilan keputusan politik dan memiliki akses yang lebih baik ke informasi politik.
4. Solidaritas sosial
Budaya politik dapat mencakup tingkat solidaritas sosial masyarakat dalam hal politik.
Tingkat solidaritas sosial dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik, kepercayaan pada pemerintah, dan dukungan terhadap kebijakan politik.
5. Nilai politik
Budaya politik juga mencakup nilai-nilai politik yang dipegang oleh masyarakat. Nilai-nilai ini dapat mencakup nilai-nilai demokrasi, kebebasan, keadilan, dan keseimbangan kekuasaan.
Secara keseluruhan, karakteristik budaya politik mencakup berbagai aspek yang dapat mempengaruhi cara masyarakat terlibat dalam kegiatan politik. Dalam budaya politik yang partisipatif dan inklusif, masyarakat cenderung lebih terlibat dalam pengambilan keputusan politik dan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kebijakan politik.
Pengertian Budaya Politik Berdasarkan Tipe-Tipenya
Negara yang memiliki system ekonomi dan teknologi yang kompleks pasti akan menuntut kerjasama yang lebih luas untuk memperpadukan ketrampilan dan modalnya.
Jiwa kerjasama ini dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi seperti ini, budaya politik memiliki kecendrungan sikap toleransi atau sikap militant. Berikut pengertian kedua sikap tersebut:
1. Budaya Politik Toleransi
Budaya politik toleransi adalah tipe budaya politik di mana masyarakatnya cenderung menghargai kebebasan dan hak asasi manusia, serta menghargai perbedaan pendapat dan kepercayaan.
Karakteristik dari budaya politik toleransi antara lain:
- Masyarakatnya terbuka terhadap perbedaan pendapat dan kepercayaan, serta cenderung menghargai hak asasi manusia.
- Partisipasi politik yang cukup tinggi, terutama dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan kebebasan sipil.
- Pengaruh partai politik yang relatif lemah, karena masyarakatnya lebih fokus pada isu-isu sosial dan hak asasi manusia.
Dampak dari budaya politik toleransi adalah terciptanya kebebasan dan hak asasi manusia yang lebih baik, serta terbentuknya masyarakat yang inklusif dan menghargai perbedaan.
2. Budaya Politik Militan
Budaya politik militan adalah tipe budaya politik di mana masyarakatnya cenderung fanatik dalam mendukung suatu partai politik atau gerakan politik tertentu.
Karakteristik dari budaya politik militan antara lain:
- Partisipasi politik yang sangat tinggi, terutama dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan partai politik atau gerakan politik tertentu.
- Cenderung menggunakan cara-cara yang ekstrim atau keras dalam menghadapi lawan politik.
- Pengaruh partai politik atau gerakan politik yang sangat kuat, sehingga masyarakatnya cenderung hanya mendukung suatu partai politik atau gerakan politik tertentu tanpa mempertimbangkan isu-isu yang lain.
Dampak dari budaya politik militan adalah terjadi polarisasi politik yang tinggi, serta terkadang munculnya kekerasan atau konflik politik yang merugikan masyarakat.
3. Budaya Politik Kaula
Budaya politik kaula adalah tipe budaya politik di mana masyarakatnya cenderung memperkuat solidaritas sosial dan saling membantu dalam pengambilan keputusan politik.
Karakteristik dari budaya politik kaula antara lain:
- Masyarakatnya cenderung menghargai nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan kekeluargaan.
- Partisipasi politik yang tinggi, terutama dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan masalah sosial atau kepentingan bersama.
- Pengaruh partai politik yang relatif lemah, karena masyarakatnya lebih fokus pada masalah sosial atau kepentingan bersama.
Dampak dari budaya politik kaula adalah terciptanya masyarakat yang solid dan saling mendukung dalam pengambilan keputusan politik, serta terbentuknya kebijakan publik yang lebih responsif terhadap kepentingan masyarakat.
4. Budaya Politik Parokial
Budaya politik parokial terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki minat yang besar terhadap politik dan cenderung mempercayakan keputusan politik kepada pemimpin tradisional atau elit politik.
Masyarakat yang memiliki budaya politik parokial cenderung pasif dalam hal politik dan lebih fokus pada urusan pribadi atau kelompok kecilnya.
5. Budaya Politik Partisipan
Budaya politik partisipan terjadi pada masyarakat yang aktif terlibat dalam kegiatan politik dan memiliki minat yang tinggi terhadap politik.
Masyarakat yang memiliki budaya politik partisipan cenderung memiliki pengetahuan dan keterampilan politik yang lebih baik, serta lebih terlibat dalam pengambilan keputusan politik.
Pengertian Budaya Politik Yang Berkembang Di Indonesia
Sistem budaya politik di Indonesia sendiri didasarkan pada gaya politik yang berkembang di Indonesia saat ini. berikut adalah pembagian tipe-tipe budaya politik yang sedang berkembang di Indonesia.
1. Budaya Politik Tradisional
Budaya Politik Tradisional adalah suatu bentuk budaya politik yang didasarkan pada kepercayaan, norma, dan nilai-nilai yang telah ada dalam masyarakat selama bertahun-tahun.
Budaya politik ini cenderung bersifat konservatif dan kurang terbuka terhadap perubahan.
Partisipasi politik dalam budaya politik tradisional lebih terbatas dan biasanya dilakukan oleh kalangan elit atau tokoh-tokoh yang dihormati dalam masyarakat.
2. Budaya Politik Islam
Budaya Politik Islam adalah suatu bentuk budaya politik yang didasarkan pada ajaran agama Islam.
Budaya politik ini mencakup nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran, dan kebijakan yang merupakan prinsip dasar dalam Islam.
Partisipasi politik dalam budaya politik Islam disesuaikan dengan ajaran agama dan tidak melanggar nilai-nilai yang terkandung dalam Islam.
3. Budaya Politik Modern
Budaya Politik Modern adalah suatu bentuk budaya politik yang cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan inovasi.
Budaya politik ini mencakup nilai-nilai seperti partisipasi politik yang aktif, keterbukaan, dan transparansi.
Partisipasi politik dalam budaya politik modern dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya batasan tertentu.
Budaya politik modern juga memungkinkan adanya perkembangan teknologi dan informasi sebagai sarana partisipasi politik yang lebih luas dan demokratis.
Pembagian Tipe-Tipe Budaya Politik Menurut Geertz
Tiga budaya politik yang berkembang di Indonesia, dibagi lagi menjadi tiga bagian yang secara langsung dijabarkan oleh Geertz. Berikut 3 pembagian tipe politik di Indonesia.
1. Budaya Politik Abangan
Budaya Politik Abangan adalah suatu bentuk budaya politik di Indonesia yang memiliki ciri khas berupa percampuran antara kepercayaan dan praktik keagamaan tradisional dengan agama Islam.
Budaya politik ini cenderung lebih santai dan toleran terhadap perbedaan.
Partisipasi politik dalam budaya politik abangan lebih terbuka bagi masyarakat umum dan tidak terbatas pada kalangan elit atau tokoh-tokoh yang dihormati.
2. Budaya Politik Santri
Budaya Politik Santri adalah suatu bentuk budaya politik di Indonesia yang didasarkan pada ajaran agama Islam dan kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam pesantren.
Budaya politik ini cenderung konservatif dan berorientasi pada kegiatan keagamaan dan pendidikan. Partisipasi politik dalam budaya politik santri dilakukan secara hati-hati dan didasarkan pada prinsip kebenaran dan keadilan yang terkandung dalam ajaran Islam.
3. Budaya Politik Priyayi
Budaya Politik Priyayi adalah suatu bentuk budaya politik di Indonesia yang berorientasi pada tradisi kearistokratan. Budaya politik ini cenderung memandang diri sebagai kelompok elit yang berhak memerintah dan mengambil keputusan penting.
Partisipasi politik dalam budaya politik priyayi lebih terbatas dan hanya dilakukan oleh kalangan elit atau orang yang memiliki kepentingan khusus.
Budaya politik priyayi juga cenderung mempertahankan nilai-nilai dan praktik-praktik tradisional yang telah ada dalam masyarakat selama bertahun-tahun.
Penutup
Dalam kesimpulannya, budaya politik adalah suatu bentuk kebudayaan yang mempengaruhi cara-cara orang dalam berpartisipasi dan terlibat dalam politik. Terdapat berbagai tipe dan karakteristik budaya politik di Indonesia yang mencerminkan keanekaragaman masyarakat dan sejarah politiknya.
Oleh karena itu, memahami budaya politik sangat penting dalam rangka membangun dan menjaga stabilitas politik, demokrasi, serta kesejahteraan masyarakat.
Dengan mengetahui berbagai jenis budaya politik yang ada, kita dapat memahami lebih dalam dinamika politik di Indonesia serta menjaga kerukunan dan kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Posting Komentar